Light Brown Pointer
^_^ Selamat membaca. Semoga apa yang saya tulis bisa bermanfaat bagi anda yang telah membacanya ^_^

Kamis, 19 April 2012

Dinamika Konflik

Dalam sebuah organisasi terdiri dari beberapa anggota yang satu sama lainnya saling membutuhkan. Dengan adanya saling membutuhkan satu sama lainnya mengakibatkan setiap anggotanya akan menjadi saling tergantung dengan anggota yang lainnya, sehingga akan menyebakan konflik. Konflik ini biasa terjadi karena adanya perbedaan tujuan atau perbedaan pendapat sehingga setiap anggotanya akan bertentengan.
Konflik berasal dari kata Conligere (bahasa latin) yang berarti menyerang bersama-sama, menurut Mitchell ( 1981) Konflik adalah sebuah situasi dalam mana dua orang atau lebih saling mencapai tujuan-tujuan yang dikehendakinya tetapi hanya salah satu yang berhasil mencapainya.
Adapun mengenai jenis-jenis konflik, dikelompokkan sebagai berikut :
·       Person rile conflict   : konflik peranan yang terjadi didalam diri seseorang.
·    Inter rule conflict   : konflik antar peranan, yaitu persoalan timbul karena satu orang menjabat satu atau lebih fungsi yang saling bertentangan.
·    Intersender conflict  : konflik yang timbuk karena seseorang harus memenuhi harapan beberapa orang.
·       Intrasender conflict  : konflik yang timbul karena disampaikannya informasi yang saling bertentangan.
Selain pembagian jenis konflik di atas masih ada pembagian jenis konflik yang dibedakan menurut pihak-pihak yang saling bertentangan, yaitu :
·         Konflik dalam diri individu
·         Konflik antar individu
·         Konflik antar individu dan kelompok
·         Konflik antar kelompok dalam organisasi yang sama
·         Konflik antar organisasi
Konflik dapat berdampak positif maupun negatif terhadap kinerja organisasi, tergantung pada konflik itu sendiri seberapa sering terjadi dan bagaimana konflik dikelola. Konflik yang terlalu tinggi atau terlalu rendah bersifat disfungsional, sedangkan konflik yang optimal atau seimbang akan bersifat fungsional. Perbedaan konflik fungsional dan disfungsional terletak pada apakah tujuan atau kebutuhuan organisasai akan tercapai atau tidak.
Konflik fungsional adalah tipe konflik yang mendukung pencapaian tujuan dan sasaran yang tepat sehingga dapat meningkatkan kinerja dalam sebuah organisasi yang dijalankan. Sedangkan konflik disfungsional adalah tipe konflik yang dapat memnghambat kinerja dalam organnisasi sehingga konflik ini tidak diinginkan oleh pimpina organisasi dan sebaiknya dihilangkan (Kreitner dan Kinicki, 2005).

Sumber:
Drs. Sunyoto, Danang, SE., SH., MM dan Burhanudin, SE., M.Si. 2011. Perilaku Organisasional. Yogyakarta : caps

Minggu, 08 April 2012

ORGANISASI

Organisasi adalah tempat dimana setiap individu berkumpul menjadi satu dan membentuk sebuah kelompok untuk bekerjasama satu sama lain dan mendirikan suatu tujuan serta sasaran yang sama. Setiap individu dalam sebuah organisasi saling bergantung (membutuhkan) satu dengan yang lainnya, agar sebuah organisasi bisa berjalan dengan baik.
Ciri-ciri Organisasi:
1.      Kerjasama yang baik antar individu
2.      Adanya atasan dan bawahan
3.      Tujuan dan sasaran yang sama
4.      Ada tugas-tugas yang telah ditentukan untuk setiap individu
5.      Adanya sebuah tata tertib yang harus ditaati setiap individu agar sebuah organisasi dapat berjalan dengan baik dan sesuai dengan apa yang ditujukan
Menurut Berelson dan Steiner(1964:55) sebuah organisasi memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
1.      Formalitas, merupakan ciri organisasi sosial yang menunjuk kepada adanya perumusan tertulis daripada peratutan-peraturan, ketetapan-ketetapan, prosedur, kebijaksanaan, tujuan, strategi, dan seterusnya.
2.      Hierarkhi, merupakan ciri organisasi yang menunjuk pada adanya suatu pola kekuasaan dan wewenang yang berbentuk piramida, artinya ada orang-orang tertentu yang memiliki kedudukan dan kekuasaan serta wewenang yang lebih tinggi daripada anggota biasa pada organisasi tersebut.
3.      Besarnya dan Kompleksnya, dalam hal ini pada umumnya organisasi sosial memiliki banyak anggota sehingga hubungan sosial antar anggota adalah tidak langsung (impersonal), gejala ini biasanya dikenal dengan gejala “birokrasi”.
4.      Lamanya (duration), menunjuk pada diri bahwa eksistensi suatu organisasi lebih lama daripada keanggotaan orang-orang dalam organisasi itu.


Sumber:
zeincom.wordpress.com/2011/10/22/cuoto/