Perbankan Optimis Pertumbuhan Ekonomi 2014 Lebih Baik
SURABAYA-Pelaku perbankan tetap optimistis pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2014 bisa lebih baik daripada tahun lalu kendati ada dua agenda politik besar, yakni pemilu anggota legislatif serta Pemilu Presiden dan Wakil Presiden.
"Pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun ini diperkirakan akan lebih baik dan tanda-tanda itu sudah terlihat di awal tahun ini," kata Country Head Consumer Banking Standard Chartered Bank Indonesia (SCBI) Lanny Hendra di Surabaya, Selasa.
Ditemui Antara di sela-sela seminar edukasi keuangan bertema "2014: Tahun yang Dinamis" Lanny mengatakan bahwa tahun politik tidak perlu disikapi dengan berlebihan, apalagi sampai mengganggu kegiatan investasi dan ekonomi.
Menurut dia, prospek membaiknya ekonomi Indonesia bisa dilihat, antara lain dari makin menguatnya nilai tukar rupiah terhadap dolar AS dalam beberapa waktu terakhir, naiknya cadangan devisa negara dan masuknya investasi asing.
Pada hari Selasa pagi, nilai tukar rupiah terhadap dolar AS mengalami penguatan tertinggi dibanding sebelumnya hingga ke tingkat Rp11.600 per dolar AS.
Posisi cadangan devisa per Januari 2014 mencapai 100,7 miliar dolar AS atau meningkat 1,3 miliar dolar AS dari posisi Desember 2013 sebesar 99,4 miliar dolar AS.
"Dengan kondisi itu, kami optimistis bisa mencapai pertumbuhan 'double digit' seperti tahun lalu. Seminar ini menjadi salah satu upaya edukasi kepada masyarakat dan nasabah SCBI tentang pentingnya investasi," ujar Lanny Hendra.
Dalam kegiatan seminar keuangan ini pihaknya juga menggandeng sejumlah mitra bisnis dalam bidang investasi, seperti PT Manulife Aset Manajemen Indonesia, PT Eastpring Investment Indonesia, PT Mandiri Investasi Indonesia, dan Allianz Life.
Selain di Surabaya, kegiatan seminar edukasi keuangan "Wealth on Wealth 2014" yang telah memasuki tahun ke-10 itu sebelumnya telah digelar di Jakarta, Bandung, dan Medan.
Pada kesempatan itu, SCBI juga meluncurkan dua produk investasi baru bagi nasabah dan masyarakat, yakni Reksa Dana Manulife Saham SMC (Small Mid Cap) dan Bancassurance CI-100.
Sebelumnya, Menteri Keuangan M. Chatib Basri mengemukakan bahwa ekonomi Indonesia mampu keluar dari situasi sulit yang diakibatkan fluktuasi perekonomian global dan faktor ekonomi domestik seiring dengan dikeluarkan serangkaian kebijakan sehingga beberapa indikator makro menunjukkan tren positif.
"Defisit neraca pembayaran dan tingkat inflasi berhasil diturunkan, nilai tukar rupiah menunjukkan tren penguatan, sementara pertumbuhan ekonomi tercatat masih cukup tinggi," kata Chatib dalam kuliah umum di Australian National University (ANU), Canberra, pekan lalu. (*/hrb)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar